Daripada halu atau bahkan sampai overthinking, mari kita klarifikasi mana yang fakta dan mitos yuk!

Banyak persepsi dan asumsi yang harus diklarifikasi sebelum kamu memutuskan mengambil Adobe Certified Professional (ACA).
Mari kita cek satu per satu yaaa
1. ACP = Jago Desain/Editor
MITOS. Kelulusan sertifikasi ACP tidak semata-mata membuat kamu jago desain.
Sertifikasi ACP memberikan validasi untuk standar skill yang diakui/diuji oleh ACP. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami exam objectives yang bisa kamu akses disini.

Bagus/estetis atau tidaknya suatu desain atau hasil editan tidak diuji melalui sertifikasi yaaa…karena artwork dibuat sesuai dengan kebutuhan dan arahan dari klien/pengguna artwork tersebut.
Lagipula ada ajang kompetisi yang memang bertujuan unjuk keahlian desain kan.
BACA JUGA: Kenapa Perlu Sertifikasi Keahlian?
2. Exam ACP hanya berupa ujian tertulis
MITOS. Exam sertifikasi ACP diadakan dalam 2 metode yaitu tertulis (pilihan ganda) dan praktik (LITA/Live in the app).

Keduanya diadakan dalam sesi ujian yang sama dan kini bisa dilakukan secara mandiri menggunakan komputer pribadi dan terhubung dengan
3. Ujian ACP bisa pakai shortcut dan plugin
MITOS. Dalam proses ujian ACP dimana kamu diminta untuk menunjukan kemampuan editing alias ujian praktik (Live in the App/LITA), penggunaan shortcut dan plugin akan memengaruhi skor.

Kenapa demikian? Karena salah satu exam objective dari ACP adalah kemampuan menguasai tools yang ada di workspace, sehingga penggunaan tools diutamakan daripada metode lainnya.
BACA JUGA: 4 Tips Sukses Ujian Adobe Certified Professional (ACP)
Semoga bermanfaat!