Era digital ibarat kereta super cepat, apakah bergabung di dalamnya menjadikan kamu super juga?
Jawabannya tidak.
Menjadi penumpang saja bukanlah sesuatu yang super atau patut dimasukkan dalam portofolio, ya kan?
Siapapun bisa jadi penumpang.

Untuk menjadi hybrid designer, kamu tidak bisa hanya jadi penumpang namun harus “berevolusi.”
Apa itu hybrid designer?

Apa sih maksudnya hybrid designer?
Ibarat menjadi superhero dan manusia biasa, tantangan bagi para desainer kini.
Itu istilah keren untuk desainer yang beradaptasi dengan perubahan dan kebutuhan dunia digital.
Tidak hanya dari segi teknik dan skill, tetapi juga dari segi tujuan dan sudut pandang, trik dan esensi dari visual yang dibutuhkan konten digital.
Hybrid designer diharapkan sebagai konten kreator, handal membuat infografik, mempertimbangkan user experience sebagai elemen desain, serta peka terhadap tujuan bisnis dan marketing.
Menjadi Hybrid Designer
Dalam hiukum evousi Darwin, jika mahluk hidup yang tidak berevolusi atau adaptasi dengan lingkungan sekitar akan punah. Namanya seleksi alam.
Kamu dapat mulai “berevolusi” dengan mengubah pola pikir dan kebiasaan.

Ubah pola pikir (mindset) dan cara pandang tentang desain
Cara paling mudah adalah tempatkan dirimu sebagai murid/pelajar lagi.
Tidak semata-mata membuang ilmu desain yang lama, melainkan memperbaharui dan melengkapi dengan yang sudut pandang yang baru.

Coba ubah mindset kamu tentang pekerjaan mendesain, jaman sekarang desain visual dan user experience lebih berperan karena kini:
- Visual lebih berperan daripada teks sebagai trigger atau pancingan.
- Desainer juga berpikir selayaknya content creator— Artinya, desainer juga memikirkan output desain secara keseluruhan, mempertimbangkan aspek-aspeknya dalam proses desain.
BACA JUGA: Inspirasi Proyek Video Instagram

Misal, kamu mempertimbangkan bagaimana desain ditampilkan dalam berbagai platform, dan mempertimbangkan apakah user akan merasa nyaman, dan sebagainya.
Memahami apa yang industri inginkan dari hybrid desainer
- Membuat desain yang mengarahkan pengguna/audiens dari titik A ke titik B (tujuan marketing/sales/bisnis)

- Desainer dengan pengetahuan copywriting atau bisa mencerna copy.
- Familiar/mengenal spesifikasi teknis platform online/social media.
- Berinisiatif mengenal/mencari tahu tentang target audience/target persona dan menggunakan pemahaman ini dalam mendesain
- Content creator, familiar memproduksi konten visual yang tren
Semoga bermanfaat!