Cara Memilih Format File yang Sesuai dengan Kebutuhan Produksimu

Apa bedanya menyimpan file dengan format PDF atau PNG?

Pertanyaan sederhana. Tapi krusial. Dan sering sekali ditanyakan, tidak hanya oleh orang awam, bahkan para desainer.

cherries-1868804_640

Bisa jadi kamu kerap melihat ekstensi ini ketika menyimpan file (terutama grafis) seperti bmp, png, jpeg, tiff, psd, atau pdf, dan sebagainya.

Tapi tahukah kamu, apa artinya semua itu?

Sebelum galau, di sini kita tidak akan membahasnya satu per satu secara mendetail.

Tapi ada tips praktis, alias cara sederhana dengan sedikit pemahaman dasar yang bisa membantu kamu memilih format file yang tepat.

adult-1868049_640

Hal yang mendasar untuk dapat menentukan format file yang sesuai adalah kamu harus tahu:

  1. file grafis yg dihasilkan, seperti: berupa ilustrasi atau vektor, foto, teks dan gambar, atau sekedar teks saja, dst
  2. tujuan file dibuat, atau output produksi yang ingin dihasilkan dengan file tersebut, contohnya: untuk dicetak di kertas atau garmen, atau sekedar dijadikan slide show, dst.

Nah panduan singkat ini akan membantu kamu menemukan format file yang tepat berdasarkan kedua informasi tersebut atas.

Vektor, Ilustrasi, Teks

File grafis berupa vektor atau teks biasanya biasanya dihasilkan perangkat lunak Adobe Illustrator, InDesign atau corel draw.

Ingat, tidak semua komputer memasang software desain, oleh karenanya kamu harus menyimpannya dalam format file yang bisa diakses komputer pada umumnya, plus dengan ukuran file yang lebih kecil.

inline-skate-1324585_640

Berikut ini adalah format file yang disarankan untuk menyimpan hasil akhir (final artwork/FA) grafis berupa vektor/garis, ilustrasi 2 dimensi:

  • PNG – format file ini menggunakan pengaturan warna RGB. Artinya format ini tepat untuk gambar berupa flat design yang tidak ada banyak gradien warnanya, biasanya grafik/vektor/ikon atau banyak teks.
  • GIF – bisa menjadi pilihan jika menginginkan ukuran yang lebih kecil tetapi mengorbankan kualitas gambar karena terbatas hanya mengakomodir 256 warna saja.

Unggah (Upload) di Web

Format file apa yang tepat untuk di-unggah di web?

man-791049_640

Gambar di web bervariasi antara vektor dan/atau foto, ada beberapa format yang sering digunakan:

  • JPEG – umum dipilih untuk menyimpan gambar berupa foto.
    JPEG menjadi pilihan karena ukurannya lebih kecil daripada Bmp/bitmap.
  • PNG – menjadi pilihan untuk grafis yang berupa vektor atau teks.

PRO TIPS: format file JPEG tidaklah sempurna. Kondisi gambar yang sudah di-compressed (flattened) kadang menghilangkan beberapa detail foto, tetapi cukup baik jika dilihat melalui layar gawai pemirsa.

Siap Cetak (Printing)

Format file berhubungan erat dengan kualitas output produksi, terutama dalam dunia cetak-mencetak.

Kualitas cetak tidak hanya dipengaruhi dari jenis mesin dan operator semata, tetapi juga file yang diberikan.

Sebelum mencetak, pastikan terlebih dahulu dimana kamu akan mencetak, atau tepatnya: mesin apa yang digunakan, atau tepatnya setting warna yang digunakan si mesin cetak, yang umumnya ada dua tipe: RBG atau CMYK.

Baca Juga: Perbedaan Antara CMYK dan RGB dan Cara Konversinya.

printer-933098_640

Cara termudah adalah tanyakan pihak percetakan tentang setting warna mesinnya atau bisa mengeceknya dengan melihat tinta apa saja yang terpasang di mesin cetak.

  • Mesin cetak besar, terutama offset, umumnya menggunakan pengaturan CMYK karena tingkat akurasi warna dan hasil cetaknya lebih sempurna.
  • Mesin cetak yang lebih kecil, seperti desktop printer, biasanya menggunakan format RGB.

PRO TIPS: Mesin cetak portable (desktop printer) ada yg menggunakan tinta RGB atau CMYK, cek dulu printer yang akan digunakan ya!

machine-585262_640

BACA JUGA: Temukan Warnamu dengan Adobe Color CC

Nah format file apa yang direkomendasikan untuk keperluan printing/cetak? Ini dia…

PDF – yang paling umum dan ideal, sangat disarankan untuk digunakan untuk file akhir pracetak (siap dicetak).

Format PDF punya banyak keunggulan yang menjadikannya primadona dalam dunia printing:

  • Umumnya semua perangkat desktop maupun mobile dapat mengakses file pdf.
  • Meski di-compressed tetapi tidak mengorbankan kualitas, akurasi baik (sesuai pengaturan ketika menyimpan/export file)
  • Pengaturan pracetak yang lengkap
  • Ukuran filenya lebih bersahabat, tidak sebesar TIFF

TIFF – Bisa jadi opsi juga, tapi ukuran file sangat besar (tidak compressed), dan kamu memiliki keterbatasan dalam pengaturan pracetak. Dan ingat, TIFF hanya dapat dibuka dengan perangkat lunak tertentu, jadi tidak semua komputer bisa mengaksesnya.

PNG – kualitas dan warna yang dihasilkan cukup akurat, namun formatnya lebih kompatibel untuk mesin yang menggunakan setting warna/tinta RGB.

JPEG – pilihan terakhir untuk digunakan mencetak di mesin cetak offset, karena formatnya sudah di-compressed sedemikian rupa hingga mengorbankan sejumlah elemen dari grafis dan hasil cetaknya juga tidak maksimal.

Edit Foto

Dalam pengerjaan pasca produksi (post production) atau editing ada beberapa opsi format file, sesuai dengan kebutuhannya setelah pasca produksi selesai.

BACA JUGA: Alasan Fotografer Profesional Memakai DSLR

PSD – format ideal untuk menyimpan file sebagai arsip (untuk dibuka lagi sewaktu-waktu), namun tidak disarankan untuk menyimpan final artwork/hasil akhir.

  • PSD cocok disimpan sebagai arsip, jika kamu masih ingin mengakses file mentah/teknis editing yang digunakan di pasca produksi.
  • Umumnya dalam proses pengerjaan pasca-produksi foto menggunakan photoshop, yang memungkinkan file teknis editing foto disimpan dgn format file PSD.
  • PSD bisa menyimpan berapapun jumlah layer yang digunakan dalam editing/post production.
  • Format file ini hanya dibuka di komputer yang memiliki perangkat Adobe Photoshop dan ukurannya besar.
laptop-1246672_640

JPEG – ideal untuk menyimpan hasil final/final artwork. Jadi biasanya desainer menyimpan artwork-nya dalam 2 format file, JPEG dan PSD.

Sedangkan klien dan untuk konsumsi umum sangat disarankan menggunakan format JPEG, karena:

  • JPEG adalah format gambar yang sudah dipadatkan/flattened, hanya menyimpan gambar untuk ditampilkan, bukan untuk diedit.
  • perhatikan image setting/properties ketika menyimpam, pastikan file JPEG sesuai dengan kegunaannya dan tidak mengorbankan sejumlah detail elemen dan akurasi, tergantung dengan pengaturan ketika disimpan.

PRO TIPS: JPEG biasanya menjadi pilihan utama untuk menyimpan hasil akhir (FA) hasil olahan kamera foto/fotografi karena cenderung mudah untuk diakses di perangkat keras/gawai manapun (compatibility).

  • Format JPEG ini memiliki kelebihan yaitu lebih praktis: mudah diakses di berbagai perangkat (hp, komputer, dll) dan ukuran file relatif kecil, hingga cocok untuk menampilkan hasil pasca produksi (preview).

BACA JUGA: Cara Color Correction CMYK di Adobe Photoshop, Ada Rumusnya !

adult-1986108_640

TIFF – opsi yang tepat untuk tujuan penyimpanan file setelah proses pasca produksi/editing selesai. Kenapa?

  • Dikarenakan TIFF masih menyimpan layer serta sejumlah pengaturan ketika pengerjaan editing dengan kualitas foto maksimal.
  • Dengan TIFF juga editor masih dapat mengakses pengaturan transparansi seperti layaknya di PNG.

Kekurangannya adalah ukuran file TIFF lebih besar dari format lainnya, termasuk PSD.

Referensi bacaan lebih lanjut: File Guide Differences Between JPG, EPS PDF PSD AI GIF and TIFF

Semoga bermanfaat!

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.