Ada aspek emosional bagi sekelompok orang yang diwakili oleh si bendera.

Siapa yang peduli dengan desain bendera?
Sepertinya sepele, tapi kamu pasti bangga kalau melihat bendera Indonesia di antara bendera negara lainnya, kan?
Kali ini bahasannya serius dan “dalem”. Siap-siap ya

Saking bangganya, kelompok orang yang diwakilkan bisa saja memajang dan memakai benderanya secara suka rela kemana pun dia pergi, bahkan sampai puncak gunung!

Ok, sekarang pertanyaan berikutnya: Ada apa dengan desain bendera?
Secara pribadi, menurut saya ada dua alasan utama yang membuat desain bendera menarik untuk dibahas:
- Setiap elemen visual dari bendera memiliki makna, ibarat “memindahkan” makna dan nyawa ke dalam desain— hal ini bisa kamu temukan juga dalam mendesain logo yang serius.
- Penerapan teori desain yang hampir “sempurna” karena banyak sekali aspek yang harus dipertimbangkan. Teori akan hanya sekedar teori jika tidak diterapkan.

Jadi, desain bendera yang sederhana sangat cocok untuk mengingatkan kita pada aturan dasar dan tujuan awal mendesain.
Tantangan desainer yang sebenarnya setiap kali mengerjakan desain adalah menemukan kesederhanaan dan makna dari setiap garis, bentuk, dan warna dalam desainnya.
Tidak percaya?
1. Kenali Target Audience
Dasar banget, tapi sangat krusial. Bendera mewakili keterikatan dan emosional bagi kelompok yang diwakilkan.

Sebagai desainer, kamu akan terpikirkan pertanyaan mendasar seperti ini: pakai warna apa yaa?
Zaman sekarang untuk menjawab pertanyaan ini, kamu bisa jadi dilakukan pengamatan yang intensif, atau bahkan survei besar-besaran untuk menentukan warna favorit.

Kenali betul audiens (target audiens) dari desainmu sangatlah penting untuk memberikan “nyawa” pada desain kita—karena satu dan lain hal, kerap terlupakan.
2. Bermakna dan Sesuai Fungsi
Di bendera, desainnya harus mewakili makna yang diyakini banyak orang, tapi tidak terlepas dari fungsi utamanya.

Fungsi bendera dengan bentuk persegi 4 ini agar mudah diingat dan dikenali di berbagai kondisi— ukuran kecil 3-4 cm hingga besar 3×1 meter, dari jarak pandang membaca 30 cm hingga dari tiang bendera dari kejauhan (berkibar-kibar tertiup angin).
BACA JUGA: Panduan Menjadi Desainer Grafis (Seutuhnya)
Demikian banyak aspek yang harus dipertimbangkan, bukan? Tidak sekedar estetis semata.

3. Back to Basic: Kesederhanaan
Nah, dengan demikian banyak aspek dan keterbatasan yang harus dipertimbangkan, ada baiknya kita kembali ke dasar-dasar mendesain.

Berdasarkan buku “Good Flag, Bad Flag: How to Design a Great Flag” oleh Ted Kaye, seorang ahli bendera—yang ternyata ada cabang keilmuannya: Vexillology— ada 5 aturan utama dalam mendesain bendera yang bagus:
- Keep it simple— benderanya harus mudah dikenali dan dilihat, begitu sederhana hingga anak kecil pun dapat mengingatnya
- Gunakan simbol yang bermakna
- Gunakan 2-3 warna dasar, yaitu merah, biru, hijau, kuning, putih dan hitam
- Tidak menggunakan tulisan dan seal (signet/logo ornamental)
- Unik dan spesial (distinctive)
Dari rambu-rambu tadi, there is bad and good flag design.
Coba deh cocokan bendera-bendera ini dengan rambu-rambu desain bendera tadi ;D
Presentasi Roman Mars dari 99% Invisible di TEDTalk memberikan ulasan tentang desain bendera yang lengkap dengan cara penyampaian yang ringan.
BACA JUGA: Hybrid Designer: Menjawab Tantangan Era Digital
4. Great Design Sells
Konon desain yang bagus akan “menjual” dirinya sendiri. Intinya, semua mata akan tahu sebuah desain yang bagus atau tidak dengan sendirinya.

Mudah sekali melihat apakah desain bendera bagus atau tidak (selain mudah diingat/kenali): apakah orang bersedia memasang/mengenakannya secara suka rela dalam kesehariannya?

Atau saking kerennya, bendera dijadikan produk komersial yang dipasarkan, bahkan dipakai oleh khalayak yang tidak ada hubungannya sama sekali.
Ayo kita mulai mendesain dengan sepenuh hati 🙂
Semoga bermanfaat!
Satu pemikiran pada “4 Pelajaran Penting dari Desain Bendera”