Tidak semua orang yang punya dan bawa kamera DSLR berarti dia fotografer.
Demikian juga, tidak semua manusia yang bisa menggunakan Adobe photoshop adalah desainer grafis.
Desainer grafis bukanlah sekedar pekerjaan atau label untuk para pembuat grafik di industri kreatif atau periklanan–melainkan suatu profesi yang memerlukan keterampilan dan keahlian yang spesifik.
Apa yang membedakan kamu sebagai sekedar pekerja grafik, dengan seorang profesional desainer grafis?
1. Punya “Gaya” Sendiri (Personal branding)
Apakah semua desainer harus bergaya seperti ini?
Gaya yang dimaksud adalah gaya desainmu, karya yang orisinil dan berkarakter dapat memberi kesan pada penikmat hasil karya tersebut.
BACA JUGA: Mendunia dan Meraih Dolar Lewat “Gerai” Desain Online
Memang, jaman sekarang sulit untuk menjadi yang pertama, tetapi setidaknya jika kamu bisa menonjolkan karaktermu maka kamu dapat “terlihat” di antara keramaian atau keseragaman. Jadi diri sendiri dan tunjukkan karakter ini dalam karya-karyamu.
2. Punya Portofolio
Ibarat penulis, seseorang diakui sebagai penyair ketika dia telah menelurkan karya tulis dan karya ini diakui khalayak, demikian juga seorang desainer grafis.
Galeri portofolio tidak hanya untuk unjuk hasil karya dan kebolehanmu sebagai desainer grafis, tetapi jangan lupa untuk mencantumkan juga hasil karya yang merefleksikan karakter, ketertarikan dan minat.
Bagaimana memilih karya yang untuk portofolio?
BACA JUGA: Eksis dengan 4 Situs Galeri Portofolio Online
Nih, coba perhatikan rambu-rambu yang bisa dijadikan pertimbangan dalam membuat portofolio:
- Pastikan karya sudah dipublikasikan atau ditampilkan secara publik, terutama untuk karya komersil, baik itu go-live secara online atau dicetak.Pastikan kamu juga bisa menjelaskan latar belakang dari pembuatan dan prosesnya secara detail.
- Sebutkan peranmu, jelas dan jujur. Untuk hasil karya dimana melibatkan banyak pihak, secara jelas sebutkan peran kamu, sebagai photo retoucher atau yang lainnya.
- Karya idealis dan penjelasannya. Karya-karya eksperimental, yang biasanya bersifat idealis, juga bisa disertakan sebagai portofolio. Ketika kamu menampilkan karya-karya seperti ini, siapkan latar belakang penjelasan atau cerita tentangnya, terutama yang menunjukkan karakter kamu atau kemampuan yang tidak ada dalam karya-karya komersial.
BACA JUGA: Kenapa Perlu Sertifikasi Keahlian?
TIPS: Siapkan poin pembelajaran dari setiap portofolio yang kamu tampilkan, fakta bahwa ada pembelajaran dalam proses pembuatannya menarik bagi pewawancara. Poin pembelajaran tidak harus berupa kemampuan teknis, bisa berupa keterampilan dan pengtahuan lainnya, seperti pengetahuan tentang proses produksi, pricing atau project management.
3. Paham tentang Desain dan Produksi
Pembuktian bahwa kamu adalah seorang grafik desainer seutuhnya tidak berhenti hingga hasil karya saja, tetapi juga pengetahuan akan teknik.
BACA JUGA: 4 Kesalahan Pekerja Freelance, Perbaiki Sekarang!
Kutipan dari pelukis kenamaan, Pablo Picasso, “Good artist copy, great artist steal.”
Maksudnya disini bukan mengajak kamu menjadi plagiat, melainkan desainer / seniman yang keren tidak selalu yang pertama menggunakan atau membuat karya yang serupa.
Tetapi jika hasil karya tersebut dibuat dengan sangat baik, dari segi teknik, gaya dan karakter, menghasilkan hasil karya yang bikin kagum dan berkesan.
BACA JUGA: Cara Color Correction CMYK di Adobe Photoshop, Ada Rumusnya !
Semoga bermanfaat!
5 pemikiran pada “Panduan Menjadi Desainer Grafis (Seutuhnya)”